Belajar Budidaya Kacang Hijau

budidaya kacang hijau
Kacang hijau atau "Mung Bean" cukup populer dikonsumsi di Indonesia. Kacang dengan warna cantik ini memang nikmat setelah diolah. Kacang hijau sendiri digolongkan sebagai tanaman palawija yang mampu tumbuh secara optimal di daerah tropis. Kacang hijau ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh sehingga tak heran jika ahli gizi merekomendasikannya sebagai konsumsi harian terutama bagi ibu hamil. Mencermati permintaan masyarakat yang stabil terhadap komoditas yang satu ini, banyak petani yang menfokuskan usaha pertaniannya pada budidaya kacang hijau. Jika Anda juga tertarik mencoba usaha ini sebagai penopang ekonomi, tak ada salahnya memahami langkah demi langkah dalam sistem budidaya kacang hijau ini. Berikut uraiannya.

Syarat Tumbuh Kacang Hijau

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan saat hendak memulai usaha budidaya kacang hijau. faktor tersebut antara lain medium tanam, iklim, bibit dan persiapan pengelolaan awal medium tanam. Kacang hijau sendiri merupakan tanaman yang menyukai tekstur tanah yang liat lempung dan banyak mengandung humus atau bahan organik serta tentu gembur. Pertumbuhannya juga akan maksimal jika tanah mempunyai sistem aerasi dan drainase yang baik. Untuk kelembaban atau pH berkisar di angka 5,8 sampai 7,0. Namun angka terbaik adalah pH 6,7. Untuk faktor iklim, kacang hijau menyukai daerah dengan curah hujan 50 sampai 200 mm per bulannya. Suhu dengan temperatur 250 sampai 270 derajat celsius dengan curah matahari yang cukup.

Hal lain yang penting dipersiapkan saat hendak menggeluti budidaya kacang hijau adalah benih atau bibit. Sayarat benih yang layak dijadikan bibit kacang hijau adalah dari varietas unggul nasional yang telah baku dijumpai di pasaran. Jenis unggulan tersebut adalah kacang hijau merak, betet, walet, murai, gelatik dan lain-lain. Untuk lahan sebanyak 1 hektar bisa ditanami bibit sebanyak 15 sampai 20 kilogram. Pastikan benih yang Anda pilih bebas dari hama, kotoran dan umurnya pendek agar cepat dipanen. 

Setelah semua siap, penting juga untuk mempersiapkan lahan tempat kacang hijau ditanam. Perlakuan awal ini tergantung lagi pada jenis medium tanam yang hendak digunakan. Jika tanah telah bertekstur ringan maka tak perlu lagi dilakukan pengolahan awal. Akan tetapi jika medium tanam pada bekas lawan sawah maka penting dilakukan pengolahan tanah sebelum digunakan sebagai lahan tanam. Langkah pengolahan tersebut bisa dengan mencangkul tanah dan jika dirasa perlu bisa diperkaya dengan pupuk organik agar tanah sehat dan siap untuk ditanami.

Langkah Penanaman, Pemeliharaan Dan Penen


Setelah semua siap, langkah selanjutnya adalah penanaman bibit kacang hijau. Jika perani menggunakan lahan sawah, maka sebaiknya penanaman dilakukan di musim kemarau setelah padi telah dipanen. Sementara itu, jika petani menggunakan lahan tegalan maka penanaman sebaiknya dilakukan di awal musim hujan. Adapun cara menanam bibit yakni dengan sistem ditugal. Lubang tanam dengan jarak sekitar 40x10x40x15 cm diisi masing-masing dengan 2 biji bibit kacang hijau.

Proses selanjutnya adalah pemupukan. Jika menggunakan lahan bekas padi maka tidak terlalu memerlukan pupuk. Namun jika Anda menggunakan medim tanam lahan kering tentu mememrlukan pemupukan dengan NPK. Untuk lahan yang kurang subur, proses pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 45 kg ditambah pupuk TSP sebanyak 45 kg sampai 90 kg dan dikombinasikan lagi dengan pupuk KCI sebanyak 50 kg per hektarnya. Adapun penambahan pupuk alami atau organik, kompos dan juga pupuk kandang bisa dilakukan jika dirasa kurang cukup. Langkah selanjutnya yang juga penting adalah pengairan dan juga penyaingan. Kacang hijau termasuk tanaman yang "bandel" sebab bisa tumbuh optimal meski minim air. Tetapi ada periode tertentu dimana kacang hijau membutuhkan pengairan yakni pada masa perkecambahan dan juga menjelang tanaman berbunga serta pada fase pembentukan polong. Hal ini patut diwaspadai olrh petani sebab kegagalan panen biasanya terletak pada sistem pengairan  yang tidak jeli. Sementara itu, proses penyaingan dilakukan di awal masa penanaman sebab tanaman kacang hijau sendiri termasuk tumbuhan yang tidak bisa bersaing dengan tanaman lainnya termasuk rumout. Adabaiknya penyaingan dilakukan 2 kali, pagi dan sore, terutama di usia tanaman 2 sampai 8 minggu.



Hal lain yang tak kalah pentingnya dalam budidaya kacang hijau adalah pengendalian hama dan juga penyakit. Adapun hama yang biasanya dikeluhkan petani kacang hijau adalah Agromyza Phaseolli atau lalat kacang, ulay atau plusia chalsites, meruca testualitis, kutu trips dan juga spidoptera sp. Penanggulangan hama ini bisa dilakukan sedini mungkin dengan memilih bibit yang kebal terhadap hama. Jika telah terserang, gunakan pestisida secara bijak. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman kacang hijau adalah sclerotium rofsii, dan juga bercak daun atau dikenal dengan istilah cercospora canesnens. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan juga dengan pestisida.

Proses terakhir dalam sistem budidaya kacang hijau adalah kangkah pemanenan. Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas yang digunakan. Adapun tanda kacang hijau telah matang dan siap untuk dipanen terlihat dari warna polongnya yang awalnya berwarna hijau dan berubah menjadi hitam atau terkadang coklat kering. Apabila petani terlambat memanen kacang hijai, bisanya polong akan pecah di lahan. Jadi, cermati dengan benar periode panen ini.